Hidup memang harus
saling mengerti, Perasaan hati ingin selalu di mengerti tetapi seakan tak ada
yang mau mengerti. Sebenarnya perasaan itu hanya akan meningkatkan rasa
egoisme dari dalam diri manusia masing-masing, persaingan hidup dan permasalahan duniawi semakin
mengembangkan adanya rasa itu, setiap manusia hanya mempermasalahkan kenapa tak
ada yang pernah mengerti dirinya, dan itu semua bisa dikatakan salah karena itu
hanya akan membuat arti mengerti menjadi timpang. Bagaimana kalau kita
belajar untuk selalu mengerti orang lain terlebih dahulu? Dengan kita
belajar untuk lebih mengerti orang lain, disitu sebenarnya kita juga bisa mengerti diri kita
sendiri. Belajar untuk memberikan pengertian, belajar menjadi sosok yang
perhatian, belajar menjadi seseorang yang peduli terhadap sekitar, belajar
menjadi pendengar yang baik, belajar untuk tidak mengharapkan imbalan, belajar
untuk melakukan segala hal dengan rasa ikhlas. Memang semua itu tampak
sulit dan berat untuk dilaksanakan, namun apabila kita mau mengerti, perhatian,
peduli, mendengar, tulus, dan ikhlas semua itu bagaikan kita menaiki sampan
dengan mesin boat, secepat dan semudah kita mencapai tempat yang kita
tuju hanya dengan duduk manis diatas sampan bambu tanpa kita menoleh kebelakang
betapa sulitnya kita membuat sampan tersebut, dengan kita harus mencari
bambunya terlebih
dahulu kemudian merakitnya menjadi sampan. Dan mesin
boatnya adalah sebuah hadiah yang kita peroleh dari usaha keras kita merakit
sampan dari bambu tadi. Benar ungkapan bahwa hidup hanya sekali maka harus
dimanfaatkan dengan sebaik mungkin kita menjalani hidup yang hanya sekali itu.
”Belajar” adalah sesuatu yang kita tempuh seumur hidup kita. Sejak manusia
dilahirkan keduniawi sudah dibiasakan untuk belajar, makna ”belajar” disini
bukanlah hanya sekedar mempelajari buku-buku pelajaran yang baru saja diulas oleh guru maupun dosen.
Namun arti ”belajar” disini merupakan sesuatu yang kita pelajari maupun kita
lakukan untuk mencapai sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya. Seperti contoh,
seorang manusia berumur 1th tengah belajar berjalan setelah dia hanya bisa
merangkak, dengan jatuh bangun dia berusaha keras menopangkan badannya diatas
kedua kakinya yang mungil, tanpa mengenal lelah sang manusia itu terus berlatih
agar dia mampu berjalan dan pada akhirnya pun dia mampu berjalan dengan baik,
itu karena dia mau ”belajar”. tapi dewasa ini, kata ”belajar” seringkali
dihindari oleh manusia kebanyakan karena ”belajar” dipandang sebagai suatu hal
yang menjenuhkan. Terutama belajar buku pelajaran, banyak manusia mulai dari
siswa hingga mahasiswa malas dengan yang namanya belajar. Bahkan fakta
membuktikan, bahwa membaca buku pelajaran dapat menyembuhkan penyakit insomnia
yang sudah akut. Penyakit kesulitan tidur dimalam hari itu dapat disembuhkan
dengan membaca sebuah buku pelajaran. Sebegitu burukkah kata ”belajar”
bagi kaum pelajar? padahal kalau kita mau menelaah selangkah kebelakang, kita
hidup ini juga merupakan proses ”belajar”, belajar menjalani hidup kedepan.
Jadi kalau disimpulkan, Apakah makna ”belajar” yang sebenarnya? ”belajar”
bukanlah hanya sebuah buku yang harus kita pelajari untuk bekal ujian esok
tetapi ”belajar” juga sesuatu yang selalu dan harus kita pelajari untuk
menempuh keinginan yang di cita-citakan, ”belajar” dalam hidup untuk selalu
saling mengerti terhadap sesama ciptaan Tuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar