20.4.13

Our Togetherness (warung joglo bu rini, salatiga, jawa tengah)




Melewatkanmu

melewatkanmu sama tak mudahnya dengan ku harus melupakanmu, dikala hati berprinsip tidak untuk semua hal tentangmu tapi langkah dan tutur ini tak mampu seirama dengan itu.
melewatkanmu, hal yang selalu ingin kulakukan sedari dulu.
letih rasanya, disetiap pagi ku membuka mata, pikirku jauh melayang padamu.
di malam hari saat ku penat setelah berutinitas, ingatku tertancap padamu.
melewatkanmu, seharusnya ku mampu, bila ku mau.
batinku mungkin mampu tapi ragaku seringkali menolak setiap kemampuanku.
sulit, sulit sekali melewatkanmu.
setiap hal yang telah kita lakukan, kita lupakan begitu saja.
aku memang seperti ini, sulit lupa ketimbang suka.
ini membuatku semakin kesulitan, kesulitan dalam melewatkanmu.
ku tak pernah ingin berandai, andai ku tak mengenalmu, andai kita tak pernah dekat, andai kita tak pernah melakukan beberapa hal bersama, andai kau tau, aku hanya ingin melewatkanmu, seperti kau yang (selalu mencoba) melewatkanku.
walaupun ku tau (mungkin) ini sama sulitnya bagimu.
kita bagaikan senja, perpisahan antara terangnya siang dan gelapnya malam.
selalu ada senja yang menyekat kita, tak akan pernah bersatu begitu saja.
semakin kesini, semakin kumengerti, mlewatkanmu adalah hal yang seharusnya kulakukan sejak awal.
semakin lama, kumenunda, semakin banyak cerita yang akan mengikatku.
semakin banyak alasan untukku tak melewatkanmu.
semakin banyak pula perih yang tertancap dalam , ijinkanku mlewatkanmu sekali ini saja :')

17.4.13

orang bilang, anak ibu seorang aktivis.



Orang bilang anakku seorang aktivis. Kata mereka namanya tersohor dikampusnya sana. Orang bilang anakku seorang aktivis. Dengan segudang kesibukan yang disebutnya amanah umat. Orang bilang anakku seorang aktivis tapi bolehkah aku sampaikan padamu nak? Ibu bilang, engkau hanya seorang putri kecil ibu yang lugu. Anakku, sejak mereka bilang engkau seorang aktivis ibu kembali mematut diri menjadi ibu seorang aktivis. Dengan segala kesibukkanmu, ibu berusaha mengerti betapa engkau ingin agar waktumu terisi dengan segala yang bermanfaat. Ibu sungguh mengerti itu nak, tapi apakah menghabiskan waktu dengan ibumu ini adalah sesuatu yang sia-sia nak? Sungguh setengah dari umur ibu telah ibu habiskan untuk membesarkan dan menghabiskan waktu bersamamu nak, tanpa pernah ibu berfikir bahwa itu adalah waktu yang sia-sia.
Anakku, kita memang berada disatu atap nak di atap yang sama saat dulu engkau bermanja dengan ibumu ini tapi kini dimanakah rumahmu nak? Ibu tak lagi melihat jiwamu di rumah ini. Sepanjang hari ibu tunggu kehadiranmu dirumah dengan penuh doa agar Allah senantiasa menjagamu. Larut malam engkau kembali dengan wajah kusut, mungkin tawamu telah habis hari ini tapi ibu berharap engkau sudi mengukir senyum untuk ibu yang begitu merindukanmu. Ah, lagi-lagi ibu terpaksa harus mengerti bahwa engkau begitu lelah dengan segala aktivitasmu hingga tak mampu lagi tersenyum untuk ibu. Atau jangankan untuk tersenyum, sekedar untuk mengalihkan pandangan pada ibumu saja engkau enggan, katamu engkau sedang sibuk mengejar deadline. Padahal andai kau tahu nak, ibu ingin sekali mendengar segala kegiatanmu hari ini, memastikan engkau baik-baik saja, memberi sedikit nasehat yang ibu yakin engkau pasti lebih tahu. Ibu memang bukan aktivis sekaliber engkau nak tapi bukankah aku ini ibumu? yang 9 bulan waktumu engkau habiskan didalam rahimku.
Anakku, ibu mendengar engkau sedang begitu sibuk nak. Nampaknya engkau begitu mengkhawatirkan nasib organisasimu, engkau mengatur segala strategi untuk mengkader anggotamu. Engkau nampak amat peduli dengan semua itu, ibu bangga padamu. Namun, sebagian hati ibu mulai bertanya nak, kapan terakhir engkau menanyakan kabar ibumu ini nak? Apakah engkau mengkhawatirkan ibu seperti engkau mengkhawatirkan keberhasilan acaramu? Kapan terakhir engkau menanyakan keadaan adik-adikmu nak? Apakah adik-adikmu ini tidak lebih penting dari anggota organisasimu anakku?
Anakku, ibu sungguh sedih mendengar ucapanmu saat engkau merasa sangat tidak produktif ketika harus menghabiskan waktu dengan keluargamu. Memang nak, menghabiskan waktu dengan keluargamu tak akan menyelesaikan tumpukan tugas yang harus kau buat, tak juga menyelesaikan berbagai amanah yang harus kau lakukan tapi bukankah keluargamu ini adalah tugasmu juga nak? Bukankah keluargamu ini adalah amanahmu yang juga harus kau jaga nak? 
Anakku, ibu mencoba membuka buku agendamu. Buku agenda sang aktivis. Jadwalmu begitu padat nak, ada rapat disana sini, ada jadwal mengkaji, ada jadwal bertemu dengan tokoh-tokoh penting. Ibu membuka lembar demi lembarnya disana ada sekumpulan agendamu, ada sekumpulan mimpi dan harapanmu. Ibu membuka lagi lembar demi lembarnya, masih saja ibu berharap bahwa nama ibu ada disana. Ternyata memang tak ada nak, tak ada agenda untuk bersama ibumu yang renta ini. Tak ada cita-cita untuk ibumu ini. Padahal nak, andai engkau tahu sejak kau ada dirahim ibu tak ada cita dan agenda yang lebih penting untuk ibu selain cita dan agenda untukmu, putri kecilku. 
Kalau boleh ibu meminjam bahasa mereka, mereka bilang engkau seorang organisatoris yang profesional. Boleh ibu bertanya nak, dimana profesionalitasmu untuk ibu? Dimana profesionalitasmu untuk keluarga? Dimana engkau letakkan keluargamu dalam skala prioritas yang kau buat? Ah, waktumu terlalu mahal nak. Sampai-sampai ibu tak lagi mampu untuk membeli waktumu agar engkau bisa bersama ibu. Setiap pertemuan pasti akan menemukan akhirnya. Pertemuan dengan orang tercinta, ibu, ayah, kakak dan adik. Akhirnya tak mundur sedetik tak maju sedetik. Dan hingga saat itu datang, jangan sampai yang tersisa hanyalah penyesalan. Tentang rasa cinta untuk mereka yang juga masih malu untuk diucapkan. Tentang rindu kebersamaan yang terlambat teruntai. Untuk mereka yang kasih sayangnya tak kan pernah putus, untuk mereka sang penopang semangat juang ini. Saksikanlah, bahwa tak ada yang lebih berarti dari ridhamu atas segala aktivitas yang kita lakukan karena tanpa ridhamu, mustahil kuperoleh ridhaNya.

16.4.13

aku hidup untuk belajar

hari ini, 16 April 2013 rasanya perjuaaaaangan banget :')
Mrs. Erika (Dosen English Business) sering bilang kalo "hidup itu perjuangan" dan baru kerasa kerasa kerasa banget hari ini.
mulai dari berangkat kuliah setengah 9, kuliah berakhir pukul 12.00 karena dosen mata kuliah selanjutnya tengah menngawas pada ujian nasional di salah satu sekolah menengah atas.
kemudian aku dan temanku @ratiwidya memutuskan untuk ke YPAC.  Untuk TA, aku mengambil TA project bersama kedua sahabatku yaitu @ratiwidya dan @pranitaintan09
project kami bertemakan sosial pendidikan guna memperingati hari pendidikan nasional, untuk itu kami bertiga menyelenggarakan kegiatan berupa "charity fest" yg berisikan pameran hasil karya seni, unjuk keahlian, pendidikan dasar fotografi, lelang hasil karya seni, dan pentas seni dari siswa dan siswi Sekolah Luar Biasa (SLB) dan Yayasan Penyandang Anak Cacat (YPAC). dan insyaallah kegiatan akan diselenggarakan 9 mei 2013 di java mall lantai 3.
hari ini, diawali dari perjalannku dgn @ratiwidya ke Yayasan Penyandang Anak Cacat (YPAC) guna membahas kelanjutan pentas seni yg akan ditampilkan oleh siswa dan siswi YPAC.
setelah kami berbincang-bincang dgn guru dan beberapa siswa disana, kami pun berpamitan dan melanjutkan perjalanan ke manggala foodcourt.
sebelum menuju ke manggala, kami duduk diparkiran, hampir 10 hari yg lalu kami memasukan proposal sponsorship ke sebuah perusahaan minyak terbesar di Indonesia dan beberapa bank, setelah kami kontak kpd pihak perusahaan minyak dan salah satu bank swasta di semarang ternyata proposal kami ditolak, yg tandanya mereka tdk dpt memberikan suntikan dana untuk kegiatan kami. *so sad*
entah kudu sedih atau malah bagaimana, krn melihat ekspresi @ratiwidya yg cukup "down" membuatku bingung harus bagaimana, aku pun memutuskan untuk tersenyum dan mulai berfikir cepat.
berusaha mengeluarkan kesimpulan yg setidaknya dpt menenangkan hati sahabat sekaligus partner TA ku ini.
setelah hampir setengah jam merenung, aku pun memutuskan untuk mengajak @ratiwidya ke manggala.
di manggala kita berencana memesan konsumsi untuk makan siang para peserta, panitia, dan beberapa tamu undangan.
tapi siapa yg tau, lagi asik-asiknya perjalanan, hujan pun menghadang dan sesampainya kami di manggala ternyata tempat makan yg kami tuju malah sedang tutup. *cukup kecewa*
kami pun memutuskan berteduh sejenak di manggala, sembari menahan rasa lapar karena blm sarapan dan waktu itu sudah lewat jam makan siang.
hujan pun mulai merintik, kami pun memutuskan untuk melewati hujan dan menuju RM. Padang langganan kami didaerah peleburan. setelah menyantap sepiring nasi padangan lauk lele dan 2 gelas es teh, kami melanjutkan perjalanan menuju rumah @ratiwidya krn saat parkir di RM. padang td, kaca spion @ratiwidya tersenggol motor lain sehingga lepas dan harus memakai drei untuk memasangnya kembali.
sebenernya kita ada rencana mau ke book fair di gedung wanita sriwijaya tp krn spion yg lepas, kami pun urung kesana.
setelah itu kami memutuskan untuk kembali ke kampus untuk menemui partner kami yaitu @pranitaintan09
kami bertemu di kantin TN, disana intan juga cerita kalo salah satu bank tdk dpt memberikan donatur berupa fresh money krn anggaran dana mereka sedang membengkak jadi mereka hanya dapat memberikan beberapa merchandise. *alhamdulillah lah ya, walaupun diluar keinginan*
di kantin TN fokus kami saat ini hanyalah seputar sponsorship, pertama kami bercerita kepada teman mengenai kendala sponsorship yg baru saja kami temui, beberapa solusi dan minat bantuan pun kami peroleh.
disitu aku memutuskan untuk berjalan menuju beberapa mading dijurusanku, kulihat beberap pamflet mengenai sebuah acara dan disitu terdapat beberapa sponsor yg mungkin bisa kutawari sponsor untuk kegiatanku juga.
setelah berkeliling ke 4 mading, kudapati 11 list usaha dan perusahaan. kami pun membaginya dlm 3 kategori dan tanpa butuh waktu lama kami pun menjalankan kategori pertama.
untuk dapat menggerakan kategori 1 kami harus mendapat tanda tangan untuk surat keluar, sedangkan yg bersangkutan untuk menandatangani tengah bermain pertandingan bola. kami pun memutuskan menunggu sembari membuat surat-surat yg lainnya.
setelah menunggu kelar main bola, kami pun memperoleh tanda tangan. kategori 1 sudah kami antarkan ke TKP tapi ternyata disuruh ngater bsk pagi aja. oke bsk pagi intan yg pegang.
dan kedua sponsor yg lain, ratih yg pegang. gaktau itu kabarnya gimana, ratih di sms ngga bales (oiya ding, hp nya kan disita) :(

hari ini jadi complicated sekali, dikala butuh dan penting-pentingnya, hp dr @ratiwidya malah disita dosen krn berbunyi saat perkuliahan berlangsung padahal ratih sdg ber-pesan pendek dgn pihak YPAC.
sedangkan beberapa kontak penting yg harus kuhubungi malah berada di hp ku yg layarnya baru saja rusak krn kemarin terjatuh dr sofa.
ini bukan bagian dr cobaan namun ini lebih ke pembelajaran, dimana kita butuh proses agar kita merasakan betapa indah dan hebatnya sebuah kemenangan :D
hari ini aku belajar bahwa semua hal harus ditekuni, ketika sebuah kegagalan melanda, marilah berfikir kalo kita harus lebih semangat dan lebih serius dari sebelumnya.
sebuah kegagalan dijadikan motivasi atau cambukan dalam membangkitkan semangat lagi itu keren lhoooo :D
pernah berfikir nggak, kenapa orang lebih pilih yg susah padahal ada yg gampang-gampang aja? ini tersirat ketika aku cerita ke ibuk mengenai kelanjutan TA ku, ibuk bilang "ngapain kamu pake pilih project yg udah tau kalo itu susah dan ngga gampang?"
lebih tepatnya sih aku ngga tau kudu jawab apa, yg terlintas dipikiranku cuma "ini prosesnya lebih berasa buk, nanti pun kalo aku udah kerja, semua bakal lebih susah dan lebih berat daripada ini"
kalo mau cari mudahnya sih mending mati aja, kalo mati kan semua jadi mudah *ngga perlu mikir idup* haha pemikiran bodoh ya itu :p
ya gitu aja sih singkat cerita hari ini, sebenernya rutinitas kayak gini udah dari minggu lalu. dari seminggu yg lalu, aku selalu berangkat pagi - pulang malem.
gakpapa sih ya, aku seneng ngelakuin ini walaupun aku belum nangkep bener tujuanku itu apa.
yg pasti teman itu kekuatan, tadi nya udah sempet down tapi pas ketemu mereka-mereka yg selalu menciptakan tawa untukku itu jadi kudu semangat lagi :')
Tuhan tau kok kemampuan kita itu seberapa dan kayak apa, jadi Tuhan pasti kasih sesuai porsinya :)