17.3.13

belajar itu menyenangkan



Hidup memang harus saling mengerti, Perasaan hati ingin selalu di mengerti tetapi seakan tak ada yang mau mengerti.  Sebenarnya perasaan itu hanya akan meningkatkan rasa egoisme dari dalam diri manusia masing-masing, persaingan hidup dan permasalahan duniawi semakin mengembangkan adanya rasa itu, setiap manusia hanya mempermasalahkan kenapa tak ada yang pernah mengerti dirinya, dan itu semua bisa dikatakan salah karena itu hanya akan membuat arti mengerti menjadi timpang.  Bagaimana kalau kita belajar untuk selalu  mengerti orang lain terlebih dahulu? Dengan kita belajar untuk lebih mengerti orang lain, disitu sebenarnya kita juga bisa mengerti diri kita sendiri. Belajar untuk memberikan pengertian, belajar menjadi sosok yang perhatian, belajar menjadi seseorang yang peduli terhadap sekitar, belajar menjadi pendengar yang baik, belajar untuk tidak mengharapkan imbalan, belajar untuk melakukan segala hal dengan rasa ikhlas.  Memang semua itu tampak sulit dan berat untuk dilaksanakan, namun apabila kita mau mengerti, perhatian, peduli, mendengar, tulus, dan ikhlas semua itu bagaikan kita menaiki sampan dengan mesin  boat, secepat dan semudah kita mencapai tempat yang kita tuju hanya dengan duduk manis diatas sampan bambu tanpa kita menoleh kebelakang betapa sulitnya kita membuat sampan tersebut, dengan kita harus mencari bambunya terlebih dahulu kemudian merakitnya menjadi sampan. Dan mesin boatnya adalah sebuah hadiah yang kita peroleh dari usaha keras kita merakit sampan dari bambu tadi. Benar ungkapan bahwa hidup hanya sekali maka harus dimanfaatkan dengan sebaik mungkin kita menjalani hidup yang hanya sekali itu. ”Belajar” adalah sesuatu yang kita tempuh seumur hidup kita. Sejak manusia dilahirkan keduniawi sudah dibiasakan untuk belajar, makna ”belajar” disini bukanlah hanya sekedar mempelajari buku-buku pelajaran yang baru saja diulas oleh guru maupun dosen. Namun arti ”belajar” disini merupakan sesuatu yang kita pelajari maupun kita lakukan untuk mencapai sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya. Seperti contoh, seorang manusia berumur 1th tengah belajar berjalan setelah dia hanya bisa merangkak, dengan jatuh bangun dia berusaha keras menopangkan badannya diatas kedua kakinya yang mungil, tanpa mengenal lelah sang manusia itu terus berlatih agar dia mampu berjalan dan pada akhirnya pun dia mampu berjalan dengan baik, itu karena dia mau ”belajar”. tapi dewasa ini, kata ”belajar” seringkali dihindari oleh manusia kebanyakan karena ”belajar” dipandang sebagai suatu hal yang menjenuhkan. Terutama belajar buku pelajaran, banyak manusia mulai dari siswa hingga mahasiswa malas dengan yang namanya belajar. Bahkan fakta membuktikan, bahwa membaca buku pelajaran dapat menyembuhkan penyakit insomnia yang sudah akut. Penyakit kesulitan tidur dimalam hari itu dapat disembuhkan dengan membaca sebuah buku pelajaran. Sebegitu  burukkah kata ”belajar” bagi kaum pelajar? padahal kalau kita mau menelaah selangkah kebelakang, kita hidup ini juga merupakan proses ”belajar”, belajar menjalani hidup kedepan. Jadi kalau disimpulkan, Apakah makna ”belajar” yang sebenarnya? ”belajar” bukanlah hanya sebuah buku yang harus kita pelajari untuk bekal ujian esok tetapi ”belajar” juga sesuatu yang selalu dan harus kita pelajari untuk menempuh keinginan yang di cita-citakan, ”belajar” dalam hidup untuk selalu saling mengerti terhadap sesama ciptaan Tuhan.

bahagia itu ketika - 7 nov 2012



Bahagia itu ketika mereka bisa menerima kembali kamu yang sempat membuat mereka kecewa.
Bahagia itu ketika bisa haha hihi lagi sama mereka yang selalu menjadi bagian yang berarti dalam hidupmu.
Bahagia itu ketika sedikit waktu yang kamu berikan bisa membuat mereka (minimal) tersenyum ditengah problematika yang sedang mereka pikul.
Bahagia itu ketika dapat memberi bantuan (minimal) dukungan buat mereka.
Bahagia itu ketika berada ditengah-tengah mereka.
Hikmah bahagia hari ini masih sama seperti sebelumnya, bahagia tak harus berasal dari sebuah materi, bahagia itu tak harus berupa uang, bahagia itu ketika kamu dapat bahagia dengan orang-orang disekitarmu yang merasa bahagia dengan kehadiranmu.
Hari ini (mungkin) jadi hari terbahagia dalam hidupmu, hingga ketika hujan turun, kamu lebih memilih berhujan-hujan ria.
Tanpa memilih berteduh maupun menggunakan jas hujan.
Kamu juga ingin merayakan kebahagiaanmu hari ini bersama hujan yang turun, tapi mengapa tiba-tiba hujan terhenti?
Bukan karena hujan tak turut berbahagia dengan kebahagiaanmu hari ini, tapi karena hujan tak ingin kamu sakit.
Hujan ingin melengkapi kebahagiaanmu hari ini.
Tak terasa langit sudah memancarkan kegelapannya, seolah mengingatkanmu bila sudah waktunya pulang.
Seperti berberat hati melepas kebahagiaan hari ini, langit gelap pun turut berbahagia bersama kamu yang menandakan setiap detik bersama mereka sangatlah bermakna hingga waktu tak terasa sudah larut petang.
Kebahagiaanmu ketika mereka (setidaknya) pernah merasa kehilangan dengan kepergianmu.
Kebahagiaanmu ketika mereka merasa kamu sangat berarti bagi mereka.
Dan yang pasti, kebahgiaanmu ketika bisa melihat mereka tertawa lepas seperti tadi, yang seolah-olah memang mereka sedang turut berbahagia dengan kebahagianmu.
walaupun setiap orang punya arti kebahagiaannya masing-masing tapi buatku kalian adalah bagian dari bahagiaku :)

satu hari itu pendek

pernah ngerasa nggak, kalo satu hari dua puluh empat jam itu pendek banget? nggak berasa apa-apa gitu, tau-tau udah malem aja.
aku sih sering ngerasa gitu, like everyday is a short day.  i don't know why -,-
kayak sekarang ini, perasaan baru dua bulan yg lalu mulai PKL tapi bsk senin itu udah mulai kuliah lagi aja.  udah kudu fokus ke tugas akhir, terus lulus *amin* terus wisuda *how fast :|
seharian ini juga nggak kerasa banget, dari yg semalem tidur di rumah sakit terus jam 11 pulang
nyampe rumah tidur lagi sampe 12.30 terus lanjut ke rumah sakit lagi, pulang jam 17.00 terus ketiduran bentar sampe maghrib, terus nganter sodara pulang ke asrama terus pulang kerumah lagi, nyuci sprei dan teman-temannya (re: sarung bantal guling), nyetrika pakaian segunung (cucian dari 3 hari yg lalu), ngeprint proposal buat bimbingan sama dosen besok, terus nulis di blog ini *eh udah jam 23.30 aja --"
cepet kan? berasa nggak ngapa-ngapain gitu lho, tapi udah main gelap aja.
cuma Alhamdulillah nya beberapa hal yg memang pingin dikerjain hari ini tu beneran kesampaian. berasa sukses nggak sih? iya lah. sukses kan dimana kita bisa melakukan segala kegiatan yg ingin kita lakukan dari bangun dipagi hari sampe tidur lagi di malam hari :)
so simple so fun, although everyday like a shortday but everyday have to a wonderful day *hasyah keminggris :p

16.3.13

70 "our dreams"

Red is mine and Blue is yours
1. jd menantu yg baik
2. calon manager keuangan yg baik
3. ibu yg baik dr anak kembar
4. pendamping hidup DS/RT
5. pingin punya satria F
6. beliin mamah mobil
7. pingin punya rumah sendiri
8. bawa ortu dikeluarga kecilku
9. punya gallery + studio foto
10. bawa kamera SLR kemana mana
11. ketemu A7X
12. pingin bs main drum
13. ketemu mecko lg
14. main piano "if aint got you"
15. jd ahli mesin
16. direktur bank
17. lancar stenografi sama bahasa jepang
18. dpt IP 4.00
19. lulus camlaude
20. bs bahasa perancis
21. setia menunggu dia
22. buat garden party sama anak2 SLB
23. buktiin sama ortu riant
24. pengen tinggal dibandung
25. pingin murah senyum
26. jd demisioner dimensi sama bpm
27. pengen tinggi
28. pengen ngecilin lengan, perut, paha, dan betis
29. pingin bs motret org
30. akrab lg sama kakak
31. pengen nyatuin keluarga
32. pengen kembali ke kls 2 SMP
33. pingin punya mesin waktu
34. pingin ketemu katy perry
35. pengen gagas menyesal
36. pengen jd org yg halus
37. pingin berjilbab
38. renuian sama PPG
39. pengen ketemu tony lg
40. pengen buat ortu hidup dgn santai
41. jd MC kondang
42. kerja di trans tv - jd team creative
43. pengen mengulang kenangan bersama gagas dan memperbaikinya
44. pengen ngerayain ultahnya riant
45. pingin perjalanan lg ber 4
46. pingin ikhlas
47. pengen berjilbab
48. setia menunggu
49. bs rajin shalat 5 waktu
50. jd temen yg baik
51. pengen cepet kerja dan dpt gai yg gede
52. disayang banyak teman
53. pingin jd kebanggaan papa
54. to be a good listener
55. pengen buktiin ke kakak
56. nenek naik haji
57. pingin nge-off in FB
58. jd lawyer
59. cari pacar lg
60. pengen ngga bingungan kalo sendirian
61. belajar melupakannya
62. no galau
63. hidup tentram
64. berat badan 45kg
65. ukuran pinggang 27cm
66. pengen merasa damai - merdeka
67. pingin ke WBL
68. pengen punya pacar dan dipamerin ke mantan
69. pingin punya pacar 1 kampus
70. pengen pinter ngomong

menunggu ibuk

ini kali pertamanya aku nginep dirumah sakit setelah 3 hari ibuk opname disini, bukan males atau apa, karena sebenernya badanku ini paling anti sama rumah sakit.
nggak tau kenapa, sehabis kerumah sakit, pasti terus ikutan sakit.
ibuk banyak banget mau nya, baru aja ini pantat nempel di sofa, udah disuruh bikin susu.
baru aja mau buka sms, udah disuruh ambilin pispot buat pipis.  ini semacam pengabdian seorang anak kepada ibuknya, mendadak jadi sadar kalo kemarin2 pengabdianku ke ibuk itu kurang banget.
aku jarang banget bantuin ibuk bersih2 rumah, nyuci baju, atau, nyetrika.  paling mentok aku nganter ibuk belanja bulanan ke swalayan atau jemput ibuk dr rumah budhe.
ibuk udah capek2 nya seharian, kesepian dirumah sendirian, masih ditambahin sakitnya, Allah sayang banget yaa sama ibuk, sampe2 ibuk diperhatiin banget dengan dikasih sakit :')
Allah aja sayang ibuk, apalagi aku :)
love you like a love song ibuk :*

ibuk

kadang males juga dengerin omelannya, terkadang sering ngerasa beliau nggak adil atau cenderung pilih kasih, terkadang pula suka bikin nggak betah dirumah bahkan seringkali berfikir kalo nggak ada beliau pasti rumah terasa lebih nyaman.
tapi kalo lihat beliau terbaring lemas di rumah sakit, tetep rasa hati nggak tega sama sekali, apalagi pas beliau cerita sembari menangis kalo harus dioperasi karena sakit yang dideritanya.  aku emang pura2 cuek saat itu karena aku nggak mau ikutan nangis juga.  rasanya sedih banget, lebih lebih nggak tega :(
kalo kayak gini baru kerasa, waktuku buat keluarga, kurang banget selama ini.  aku lebih sering ngabisin waktu diluar rumah, sama temen2, dikampus, atau sama tugas kuliah.  semoga waktuku masih cukup.
cepet sembuh ya ibuk, aku pingin pas diwisuda aku nanti masih ada ibuk sama bapak :')

13.3.13

my way on dimensi part V



Dan moment terakhir selanjutnya adalah stuband LPM ke UNY, that’s a long moments.  Mulai dari berangkat yang kekurangan motor, aku sama hardani nyasar, mau pulang malah ujan yang akhirnya ujan-ujanan juga dan mutusin buat nginep dirumah eyang, bobok kayak pindang, bangun pagi, berenang pake pakaian seadanya, sampe kita pulang lagi disemarang.  Singkat tapi me-ngena :’)





foto ini jadi moment terakhirku bisa foto bareng ting kemruyuk sama mereka semua yang selalu dan selamanya dihatiku :)

my way on dimensi part IV

di akhir detik ku di dimensi . . .

Saat itu sekitar 1 bulan sebelum pelantikan crew dimensi 2012, as usual aku, dian, ratih, ipang, lagi leyeh-leyeh dikantin tehnik, guyonan kayak biasanya.  Tiba-tiba dian buka pertanyaan yang membuat suasana berubah menjadi senyap, dan membuat mereka tercengang dengan jawaban yang keluar dari bibirku #etsaaah kata-kataku hahaha
Pertanyaannya adalah : “kalian nantinya mau lanjut didimensi lagi gak?”
Jawaban yang absolute dari dian, ratih, ipang adalah lanjut, tapi dari aku, aku bilang aku gak lanjut, seketika mereka bertanya “kenapa? Alasannya apa?” saat itu aku Cuma bias jawab dengan senyuman, “ya, emang aku gak bisa lanjut”.  Gak tau kenapa tiba-tiba air mata netes gitu aja, berasa gak kuasa buat ninggalin kebahagiaan yang baru aja aku raih.  Mereka berarti banget buat aku dulu, sekarang, dan nanti.
     Seiring waktu berlalu, tiba dimana saat kuharus memutuskan apa aku berminat untuk lanjut atau tidak.  And this is “placement test”.  Minggu malem sepulang pelantikan, beberapa sms menghujani kotak masuk handphone ku, yang rata-rata pesannya adalah untukku tidak meninggalkan dimensi.  Ya, itu dari putri, reza, arum, bela, dian, juki, dan ipang.  Haha lucu kalo inget sms mereka, dimana mereka itu janjian buat sms aku tapi yang bikin lucunya mereka sms secara bersamaan *ya jelas ketauan lah* :’)
     Saat itu jadi sempet bertanya, “apa artinya sih aku didimensi? Toh aku tak pernah menorehkan sebuah karya apapun disana”.  Mungkin itu jadi pertanyaan terbodoh saat itu, dan mungkin pula tak ada satupun orang yang mau menjawab pertanyaan tersebut.  Mendadak jadi keinget obrolaku sama dian sore sepulang dari pelantikan waktu itu, saat itu dian terpilih sebagai salah satu CPU.  Tiba-tiba kita jadi banyak ngobrol aja, mulai dari dimensi sebelumnya hingga kedepannya, personality crew-crew dimensi, STO, sampai mau dibawa kemana dimensi nanti.  Mungkin yang paling kuingat dari percakapan itu adalah saat dian bilang “yang megang dimensi dan bawa dimensi kedepan itu Cuma ada 5 orang :  bela, dian, juki, ipang, dan kamu" disaat dian bilang kata “kamu”, aku cuma bisa bertanya “kenapa aku? Kan masih banyak yang lain, ada ratih, ade, intan” dian waktu itu cuma jawab, dimensi butuh orang-orang yang berpikiran bebas kayak kamu.  Lagi-lagi aku berfikir, sebaik itukah aku? :’)
Dian bilang “kalo masih bisa diutuhin, kenapa harus dipecahin dengan kamu keluar?  Kita masih BUTUH kamu banget disini”.  Obrolan itu cukup panjang sampai akhirnya aku dijemput bapak.  Dan mungkin itu jadi obrolan terakhirku sama partner in crime ku, dian.
     Hari yang dinanti pun tiba “Sertijab LPM Dimensi”, dimana aku memutuskan untuk mengenakan batik bersama teman-teman crew tingkat 3, yang mungkin artinya aku lebih memilih mengkhianati teman-teman crew seperjuanganku *maaf sobat :’)
     Hari itu jadi hari terberat dalam hidupku, satu hari yang akan mengubah semuanya.  Ingin sekali tak meneteskan air mata setetes pun tapi mungkin sulit.  Air mata ku sudah menetes disaat ku membaca note dari *sahabatku di dimensi* ratih widyaningrum, setiap coretan tulisannya membuat hatiku semakin bertanya “apakah sudah benar keputusan yang kuambil ini?”.  Mungkin aku sosok orang yang tegar namun kalo sudah masalah hati dan perasaan, itu lain ceritanya.  Mungkin aku hanya bisa menangis seperti bayi karena popoknya belum diganti.
     Kutipan kata yang jelas masih kuingat adalah “dia orang yang loyal, mungkin kalo diukur loyalitasnya bisa pake 4 jempol, tapi aku ga suka sama cara dia, yang selalu memotivasi orang lain sedangkan dia memilih mundur”.  Terkadang aku berfikir, sebegitu baikkahku? Begitu berartinyakah diriku? :’)
     Hari itu berlalu begitu cepat, perpisahan selalu ditandai dengan air mata dimana-mana, kupeluk setiap sosok yang kusayangi dan tak ingin kutinggalkan apalagi kulupakan, semua berlalu begitu haru.
     Yang akan tetap menjadi kenangan indah adalah 2 bulan sebelum sertijab, pelantikan cacrew dimensi 2012, dimana aku, dian, ratih, bela, juki, ipang jadi sie.acara, aku berasa closed banget disitu, pengalaman team terkompak yang pernah aku alami.  Mungkin saat itu mereka masih yakin bahwa keputusanku untuk mundur masih bisa diubah seiring kebersamaan yang begitu closed bersama mereka.  Yang paling bikin sedih waktu itu mungkin aku sama ratih, aku sama ratih itu sekelas tapi dikelas kita itu “just friend” biasa aja kayak yang lain bahkan cenderung gak deket sama sekali.  Tapi didimensi, aku sama ratih sahabatan bahkan kita selalu bilang kalo kita itu “sahabatan kalo cuma didimensi doang” haha tapi itu beneran lhooo …
     Pelantikan itu mungkin jadi pembuktian totalitasku yang terakhir, aku bener-bener ngerasa kerja disana, benar-benar berfikir apa yang harus aku lakukan dan apa yang harus aku putuskan.  Tidur Cuma 2-3 jam tapi hampir kerja seharian.  Kurang makan dan jarang istirahat sama sekali, but i really happy to doing like that.
     Mungkin saat itu juga aku ngerasa betapa childish nya aku, kenapa aku memilih menangis seperti bayi untuk meluapkan masalahku, aku terlalu bodoh mungkin.  Aku memutuskan untuk pulang sejenak yang kupikir untuk menenangkan sejenak pikiranku kalo aku jauh dari masalahku, padahal kata mas dwi itu, 3 cara menyelesaikan masalah adalah “hadapi-selesaikan-hindari” tapi aku memutuskan menghindari terlebih dahulu ketimbang menyelesaikannya.  Mungkin saat itu jarak terdekat yang kurasakan antara karanggeneng-semarang yang cuma 30 menit *ngebut banget kayaknya, padahal pas itu aku naik motornya ratih, haha*.  Sesampainya dirumah, sms sudah menumpuk dari mba caca, intan, ade, dan riri.  Gak sempet baca, aku langsung tidur.  Bangun tidur udah maghrib aja, habis itu cuss mandi dan sholat, tiba-tiba telepon berdering dengan nama penelepon Dian Adi Pratama.  Percakapan singkat yang intinya dia nanyain aku dimana dan nyuruh balik lagi ke karanggeneng.
     Sesampainya dikaranggeneng lagi, sambutan yang begitu hangat sudah menanti, pas itu rasanya kayak “aku itu anak desa yang udah lama ga pulang kampung dan disambut sama warga satu kampung” haha *lebay*.  Malam itu malam pentas seni, pertujukan yang diarahin sahabatku ratih widya berjalan lancar.  Sampai akhirnya kami mengistirahatkan diri untuk 2 hari yang panjang itu.
     Berhubung tidurku telat, aku selalu gak pernah kebagian tempat tidur.  Tenda penuh, mushola udah kayak tempat penjemuran pindang, alamat malam pertama aku tidur di tribun dan malam kedua aku tidur di tikar depan tenda.  Sungguh bukan tempat yang nyaman untuk merebahkan badan dan memejamkan mata.
     Malam kedua, baru juga merem satu jam udah main dibangunin aja, dengan alih-alih breafing sama alumni untuk acara caraka malam.  Tapi apa yang diperoleh?  Dua jam bersama alumni, hanya peradu-dombaan yang kami dapatkan, tingkat dua dan tingkat tiga benar-benar sedang diadu keloyalitasannya, dan mungkin dengan bodohnya sebagian orang terpancing begitu saja.  Mungkin aku bukan sosok yang suka menyampaikann pendapatku secara gamblang begitu saja dan lebih bodohnya aku lebih suka memilih untuk diam saja.
     Tapi tak tau kenapa, malam itu aku pingin banget nyampein statementku yang mungkin untuk terakhir kalinya.  Masih inget bener deh kata-kata terakhirku itu “saya yakin kami bisa mandiri, tapi untuk selamanya kami bakalan BUTUH tingkat 3, toh sampai kapanpun saya minta tolong mas adnan pun bakal dijawab kok”.  Gak tau kenapa juga, malam itu aku pingin banget ngeluarin kata-kata butuh.  Dan sempatku melirik kesekitarku, mereka seolah memandang setuju kepada statement yang kulontarkan tadi.  Malam itu berlalu begitu saja, sampai selesai cacrew dilantik jadi crew.  Akhirnya dapet penggantinya.